Begini cara Perhitungan Memilih Pemimpin

Begini cara Perhitungan Memilih Pemimpin

Sebentar lagi kita akan merayakan salah satu hajatan Demokrasi di Negeri ini. Meski bukan sebesar Pemilihan Presiden (PILPRES), Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) juga merupakan bentuk harapan Rakyat agar memiliki Pemimpin yang Manusiawi dan Berakhlak, Jujur serta Amanah. 
Mungkin bagi sebagian orang dalam memilih pemimpin yang tepat bukanlah cara yang sulit, tetapi bagi yang lain terutama pemikir yg Apatis (beranggapan semua sama saja, tidak akan merubah nasib) akan sangat sulit untuk dapat merubah pola pikirnya.

Memilih pemimpin sebagai Ketua Kelas, Ketua RT/RW mungkin dapat dilakukan sambil bersenda gurau karena efek yg ditimbulkan tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupan Berkebangsaan. Berbeda dengan memilih pemimpin sebuah Wilayah atau Negara karena berkat Pemikirannya serta Hasil Kerjanya kita akan menentukan nasib Kota dan Negara kita 5 tahun ke depan dengan permasalahan 5 tahun sebelumnya yg menjerat serta menjadi keluhan Rakyatnya.

Kali ini kami akan mencoba mengajak Anda untuk berfikir secara bijak dan bukan untuk ikut2an terbawa arus karena Popularitas atau Pencitraan Semata dalam memilih pemimpin.

Yuk Kita Mulai!!
  1. Apakah anda sudah memiliki gambaran Pemimpin yg akan anda pilih nanti?? Kalau sudah, yuk dihilangkan dulu persepsinya seperti halnya gelas yg penuh dikosongkan terlebih dahulu. SUDAH?? masuk tahap ke-2 yuk....
  2. Untuk seluruh Wilayah di Bumi Indonesia umumnya dan DKI Jakarta khususnya yg kami bahas. Sekarang mari kita sama2 membuat daftar 3 kandidat paslon yang ada dengan kelebihan dan kekurangannya menurut anda, pada tahap ini penilaian Objektif anda yg diperlukan dan tidak terpengaruh berita BIAS yang beredar.
img-1487061668.png
Pertanyaan yang ada kemudian Anda berikan skor nilai dengan 1 sebagai nilai terendah dan 10 sbg nilai tertinggi.
Lalu buat Daftar Pertanyaan sebagai berikut:
  1. Manakah Paslon menurut Anda memiliki jiwa Kepedulian tanpa berkepentingan terhadap sesama? Misal suka beramal tanpa harus diketahui org lain atau diliput media.
  2. Apakah pemimpin tersebut merupakan sosok yang hangat di Keluarga? Karakter hangat di Keluarga akan tampak juga di publik baik dr sikap dan tutur kata. Coba bayangkan jika Anda memiliki Ayah yang selalu bertutur kata kasar serta tidak dapat jadi panutan, apakah Anda juga ingin menjadi Ayah yang sepert ini?
  3. Apakah pemimpin tersebut membawa SOLUSI dalam tiap Langkahnya dan bukan Masalah baru yang disodorkan?
  4. Apakah pemimpin yang Anda inginkan merupakan orang taat hukum serta memahami norma budaya yang berlaku? Ini merupakan salah satu faktor penting karena Bangsa yang Hebat adalah bangsa yang mampu menjaga Warisan Leluhurnya serta menyadari bahwa dimata Hukum semua sama. Mau mengakui kesalahannya serta bersedia menerima Hukuman baik dirinya maupun keluarganya melanggar hukum dan Norma yg berlaku.
  5. Janji pemimpin merupakan hasil bentukan dari niat dan kepedulian, meski banyak dari contoh pemimpin kita sedikit janji yang ditepati setidaknya kita bisa melihat selama prosesnya sebelum memimpin apakah banyak pula janjinya yang diingkari? Memang agak sulit melihat track record seluruh kandidat yang ada, tetapi kita bisa memilah berdasarkan yang sudah terpublish secara nyata.

Banyak lagi faktor memilih pemimpin Hebat tetapi tidak semuanya juga akan dimiliki oleh seorang pemimpin karena mereka masih manusia sebagai tempatnya Salah dan Lupa.

Pertimbangkan kembali mana yg paling Baik dan paling sedikit membawa Keburukan bagi anda dan rakyat (jangan karena kepentingan segelintir kelompok Anda korbankan kelompok lainnya). Perlu diingat salah 1x dalam memilih EFEKNYA bisa sampai 5 tahun. Peduli dan Ingatkan sekitar kita untuk tidak menerima bentuk Serangan Fajar (uang/sembako) apapun karena Harga Diri kita lebih BESAR dari itu Semua.

Sekarang PILIHAN ada ditangan Anda, datangi TPS dan berdoa sebelum memilih agar Bangsa Indonesia kembali Aman Damai dan Sejahtera seperti sedia kala. Aamiin.

Penulis berusaha tetap Objektif dalam menulis ini. Segala hal yang salah dalam penyampaian penulis merupakan kesalahan pribadi karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa.

Jakarta, 14 Februari 2015
Salam Satu Jiwa
M. Abdillah, S. Psi

Karya Jiwa Indonesia Selasa, 14 Februari 2017 Inspirasi

Bagikan Post

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar